Trakindo Dan Proyek Nasional: Peran Krusial Met Hamami Dalam Pembangunan Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025

    Bagikan:
Penulis: Samuel Irvanda
Trakindo pimpinan Met Hamami menjadi mitra kunci pemerintah, menyuplai alat berat Caterpillar untuk proyek-proyek strategis nasional yang membentuk wajah Indonesia modern. (Facebook / PT Trakindo Utama)

Jakarta - Nama Achmad Hadiat Kismet Hamami dan PT Trakindo Utama tidak dapat dipisahkan dari narasi besar pembangunan infrastruktur Indonesia pada era pertumbuhan ekonomi Orde Baru dan seterusnya. Keberhasilan Hamami menjadikan Trakindo sebagai distributor tunggal Caterpillar pada 1971 terjadi pada momen yang sangat tepat, ketika pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto menjadikan pembangunan fisik sebagai prioritas utama. Trakindo, di bawah komandonya, lalu menjadi penyuplai alat berat yang andal bagi berbagai proyek mercusuar nasional, meninggalkan jejak nyata di seantero negeri.

Salah satu proyek paling legendaris yang melibatkan alat berat dari Trakindo adalah pembangunan Tol Jagorawi (Jakarta-Bogor-Ciawi), yang diresmikan pada 1978. Jalan tol pertama di Indonesia ini menjadi simbol awal modernisasi jaringan transportasi darat. Keberhasilan proyek perintis ini membuka jalan bagi pembangunan tol-tol berikutnya di Pulau Jawa dan Sumatera, di mana Trakindo terus berperan dengan menyediakan mesin-mesin berat untuk pengerukan, penggalian, dan pengaspalan.

Di sektor penerbangan, kontribusi Trakindo juga krusial dalam pembangunan Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang mulai beroperasi pada 1980. Pembangunan bandara terbesar di Indonesia yang membutuhkan lahan sangat luas dan pengerjaan tanah yang masif itu sangat bergantung pada ketersediaan alat berat yang andal. Bulldozer, excavator, dan motor grader dari Caterpillar yang didistribusikan Trakindo menjadi tulang punggung dalam menyiapkan landasan pacu, taxiway, dan terminal bandara yang menjadi gerbang utama Indonesia hingga saat ini.

Kontribusi tidak kalah penting diberikan pada sektor energi melalui proyek-proyek pembangkit listrik tenaga air. Trakindo terlibat dalam pembangunan Waduk Saguling di Jawa Barat (1981) dan Waduk Cirata (1984), yang merupakan bagian dari sistem pembangkit listrik yang vital untuk memasok kebutuhan listrik Jawa-Bali. Proyek-proyek bendungan besar ini membutuhkan alat berat untuk membuat struktur dam, terowongan, dan pekerjaan tanah raksasa, lagi-lagi mengandalkan produk-produk dari portofolio Caterpillar.

Jaringan jalan nasional juga mendapat sentuhan mesin-mesin Trakindo. Salah satu contohnya adalah Jalan Tol Padalarang-Cileunyi (Padaleunyi) di Jawa Barat yang dibangun pada 1986. Tol ini merupakan bagian penting dari jaringan yang menghubungkan Bandung dengan ibu kota, memperlancar distribusi logistik dan mobilitas penduduk. Peran alat berat dalam membelah perbukitan dan medan yang menantang di wilayah tersebut menunjukkan keandalan produk yang disediakan.

Melalui keterlibatan dalam proyek-proyek strategis ini, Met Hamami tidak hanya membangun bisnisnya, tetapi juga secara langsung berkontribusi pada percepatan pembangunan ekonomi Indonesia. Keberadaan alat berat yang modern dan terpercaya membantu mengefisienkan waktu dan biaya proyek-proyek pemerintah dan swasta. Dengan demikian, kesuksesan Trakindo di bawah kepemimpinannya memiliki dampak ganda: menciptakan nilai bagi perusahaan sekaligus menjadi bagian dari mesin pembangunan nasional, mewariskan infrastruktur yang masih dimanfaatkan oleh jutaan rakyat Indonesia hingga hari ini.

(Samuel Irvanda)

Baca Juga: Audit Lingkungan Ungkap Fakta Pahit: Kayu Bekas Pembukaan Hutan Memenuhi Aliran Banjir
Tag

    Bagikan:

Berikan komentar
Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.