CNBC Indonesia/Firda Dwi Muliawati

Harga Batu Bara Menurun, Indonesia Berpotensi Menjadi Korban Kompleksitas Konflik AS-China

Jumat, 30 Mei 2025

Harga batu bara terus mengalami penurunan akibat persaingan kepentingan antara China dan Amerika Serikat (AS).

Berdasarkan data Refinitiv, harga batu bara untuk kontrak Juni pada perdagangan Kamis (29/5/2025) ditutup di angka US$ 105,5 per ton, mengalami penurunan sebesar 1,96%.

Harga batu bara telah melemah selama dua hari berturut-turut dengan total penurunan mencapai 3%. Sebelumnya, harga batu bara sempat meningkat selama tiga hari dan mencapai rekor tertinggi dalam 2,5 bulan di angka US$ 108,75 per ton. Penurunan harga batu bara ini disebabkan oleh persaingan kepentingan antara China dan AS.

Di China, pasar batu bara kokas sedang mengalami kelesuan akibat kelebihan pasokan, penurunan permintaan baja domestik, dan harga yang telah mencapai level terendah sejak tahun 2016.

Di sisi lain, di Amerika Serikat, pemerintah justru menganggap batu bara kokas sebagai material strategis, dengan tujuan untuk mendorong produksi baja nasional dan mengurangi ketergantungan pada impor, terutama dalam konteks persaingan geopolitik dan kemandirian industri.

Kondisi oversupply di China membuat pemerintah China menghadapi kesulitan. Sebaliknya, AS berupaya untuk meningkatkan produksi.

China merupakan produsen sekaligus konsumen batu bara terbesar di dunia, sementara AS adalah salah satu produsen dan eksportir terbesar di dunia.

Kedua negara ini memang terlibat dalam konflik yang dipicu oleh dinamika pasar dan kebijakan industri yang berbeda.

Penurunan harga biasanya merupakan sinyal negatif, namun AS justru ingin meningkatkan produksi, terlepas dari kondisi pasar global. Akibatnya, harga terus merosot.

Perusahaan seperti Glencore memanfaatkan situasi ini untuk menawarkan kontrak dengan harga tetap yang lebih menarik di Asia.

Kelebihan pasokan di China juga dapat menjadi peluang bagi negara lain untuk membeli dengan harga lebih murah, tetapi sekaligus mencerminkan penurunan aktivitas manufaktur, yang dapat berdampak luas pada ekonomi regional.

Menurut Bloomberg, penurunan permintaan baja di China telah meluas ke pasar negara tetangga, yang menyebabkan harga batu bara kokas dan kok turun ke level terendah sejak tahun 2016. Pada tanggal 29 Mei, harga batu bara kokas berjangka di Bursa Dalian tercatat pada level 765 yuan per ton (sekitar $106,2).

Situasi pasar batu bara semakin memburuk akibat peningkatan pasokan, dan ada kemungkinan harga akan terus menurun.

Menurut Asosiasi Transportasi dan Distribusi Batu Bara China, pabrik kokas di pusat produksi utama di Shanxi telah beroperasi pada kapasitas 83% selama seminggu terakhir dan tidak menunjukkan tanda-tanda untuk mengurangi produksi, meskipun pasar mengalami kelebihan pasokan.

Sementara itu, harga batu bara kokas ekspor laut (seaborne) tetap hampir tidak berubah sepanjang periode 16-23 Mei karena sentimen pasar yang negatif akibat pasokan yang melimpah. Per 23 Mei, menurut Kallanish, harga FOB Australia berada di level $193,76 per ton (dibandingkan dengan $193,88 per ton pada 16 Mei).

Harga Australia Terlalu Tinggi, China Tawarkan Lebih Kompetitif

Harga batu bara kokas Australia untuk konsumen akhir di Asia Tenggara dianggap terlalu tinggi, terutama di luar pasar India.

Pedagang China menawarkan harga yang lebih kompetitif. Selain itu, Glencore, perusahaan tambang global, juga menawarkan dan telah menjual batu bara premium ke kawasan tersebut dengan harga tetap yang lebih menarik.

AS Tambahkan Batu Bara Kokas ke Daftar Material Kritis

Pada akhir pekan lalu, Amerika Serikat memasukkan batu bara kokas ke dalam daftar material kritis nasional. Keputusan ini diambil untuk mendukung target politik negara tersebut dalam mendominasi produksi baja, yang memerlukan peningkatan tajam dalam produksi dan konsumsi batu bara kokas domestik.

Namun, permintaan baja di AS saat ini rendah, dipengaruhi oleh ketidakpastian kebijakan perdagangan global, menurut S&P Global. Hal ini memberikan tekanan pada perusahaan batu bara metalurgi dan mendorong mereka untuk mengendalikan biaya sembari menunggu perbaikan pasar.




Tag:



Berikan komentar
Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.