Kopdeskel Merah Putih: Motor Penggerak Kampung Nelayan Modern

Selasa, 09 Desember 2025

    Bagikan:
Penulis: Aqeela Inara
Koperasi didesain sebagai badan usaha yang kuat dan mandiri, mengelola seluruh rantai nilai perikanan dari hulu ke hilir di setiap Kampung Nelayan Merah Putih.

Jakarta - Keberhasilan program Kampung Nelayan Merah Putih tidak hanya bertumpu pada pembangunan fisik, tetapi pada penciptaan ekosistem usaha yang dikelola secara profesional. Untuk itu, Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdeskel) Merah Putih diletakkan sebagai motor penggerak dan pengelola utama di setiap lokasi kampung nelayan. Kolaborasi antara Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Kementerian Desa (Kemendes PDT) semakin mengukuhkan peran strategis koperasi ini dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir.

Presiden Prabowo Subianto secara resmi telah meluncurkan kelembagaan 80.081 Kopdeskel Merah Putih di seluruh Indonesia pada Juli 2025. Dari jumlah tersebut, 108 koperasi ditetapkan sebagai desa percontohan yang siap beroperasi penuh, termasuk beberapa yang bergerak di sektor kelautan dan perikanan. Kehadiran koperasi ini, menurut Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono, akan memaksimalkan penyerapan hasil perikanan dari nelayan dan mempermudah distribusi produk bernutrisi ke seluruh desa.

KKP memiliki mandat khusus untuk membina dan memberdayakan koperasi di sektor kelautan dan perikanan, sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2025. Dukungan yang diberikan sangat komprehensif, mencakup pendampingan sumber daya manusia (SDM), pelatihan usaha, kemudahan permodalan termasuk akses Kredit Usaha Rakyat (KUR), serta bantuan pembuatan akta notaris. Para penyuluh perikanan menjadi ujung tombak dalam proses pendampingan ini.

Dalam pertemuan dengan Menteri Trenggono, Menteri Desa Yandri Susanto menegaskan komitmennya untuk mendukung keberhasilan program ini dari sisi pemberdayaan desa. Kolaborasi ini memastikan bahwa pembangunan Kampung Nelayan Merah Putih yang difasilitasi KKP dapat diserap dan dikelola dengan baik oleh kelembagaan desa, dalam hal ini Kopdeskel Merah Putih, yang juga menjadi bagian dari program prioritas Kemendes PDT.

Fasilitas-fasilitas modern yang dibangun dalam program Kampung Nelayan, seperti cold storage, pabrik es, dan tempat pelelangan ikan, pada akhirnya akan dikelola oleh koperasi. Model ini bertujuan menciptakan siklus ekonomi yang berkelanjutan di mana nilai tambah dari hasil perikanan tetap berada di dalam komunitas nelayan itu sendiri. Koperasi juga diharapkan dapat menjalankan beragam usaha penunjang, dari simpan pinjam, gerai sembako, hingga klinik desa.

Antusiasme daerah terhadap model ini nyata. Seperti diungkapkan oleh Kepala Dinas Koperasi Kabupaten Manggarai Barat, Theresia P Asmon, penguatan koperasi yang dipadukan dengan digitalisasi dan potensi pariwisata bahari dapat menjadi model pembangunan ekonomi pesisir terintegrasi. Hal ini sejalan dengan visi program untuk menciptakan ekosistem usaha desa yang kuat, mandiri, transparan, dan berkelanjutan.

Dengan demikian, Kopdeskel Merah Putih bukan sekadar lembaga tambahan, melainkan jantung dari transformasi ekonomi di desa pesisir. Dukungan kolaboratif dari KKP dan Kemendes PDT di level pusat diharapkan dapat memampukan koperasi-koperasi ini menjadi badan usaha yang tangguh. Keberhasilan mereka mengelola Kampung Nelayan Merah Putih akan menjadi tolok ukur nyata bagi peningkatan kesejahteraan nelayan dan penguatan ketahanan pangan nasional dari sektor kelautan.

(Aqeela Inara)

Baca Juga: Dari Dokter Ke Bupati: Latar Belakang Pendidikan Dan Pengabdian Ardito Wijaya Sebelum Terjerat Korupsi
Tag

    Bagikan:

Berikan komentar
Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.