Para pengusaha sepeda motor listrik mulai merasa khawatir karena penjualan pada tahun 2025 mengalami penurunan drastis. Selama periode Januari hingga Maret 2025, rata-rata penjualannya menurun hampir 70% dibandingkan bulan yang sama tahun lalu. Penurunan ini disebabkan oleh tidak adanya kelanjutan program subsidi atau insentif pembelian sebesar Rp 7 juta per unit. "Jika insentif pembelian motor listrik tidak dilanjutkan, kami harus beradaptasi dengan tidak lagi memfokuskan pada hal tersebut, tetapi mencari cara lain untuk meningkatkan penjualan," kata Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (AISMOLI) Hanggoro Ananta kepada CNBC Indonesia, Rabu (7/5/2025). Salah satu alternatif yang diusulkan adalah meminta pemerintah untuk meningkatkan produksi baterai dan motor penggerak di dalam negeri, sehingga harga motor listrik dapat ditekan lebih lanjut. "Bantuan pembelian motor listrik sebenarnya bertujuan untuk memperkecil kesenjangan, agar masyarakat lebih mudah membeli karena harganya masih relatif mahal, terutama karena sumbernya dari baterai, dan saat ini dalam negeri belum mampu memproduksi baterai dalam jumlah besar dengan harga yang kompetitif," tambahnya. Untuk meningkatkan industri pendukung, kami meminta agar pengembangan juga mencakup industri baterai dan motor penggerak yang sebaiknya ada di dalam negeri. Hal ini akan sangat membantu kami. Selain itu, jika insentif pembelian tidak lagi diberikan oleh pemerintah, kami berharap pemerintah dapat membangun infrastruktur pengisian baterai di dalam negeri. Fasilitas charging station juga perlu ditingkatkan, terutama di kota-kota kecil, karena pemasangan charging station memerlukan biaya yang tidak sedikit. Namun, yang paling penting adalah adanya kepastian regulasi usaha. Ini sangat krusial bagi produsen motor listrik di dalam negeri untuk mengetahui apakah Indonesia akan tetap fokus pada proyek motor listrik di masa depan. Kami berharap kebijakan yang diambil tidak hanya bersifat jangka pendek, tetapi juga jangka panjang, karena ini memerlukan kepastian. Investasi yang kami lakukan tidak kecil, dan tanpa kepastian dari kebijakan atau peraturan yang akan datang, kami akan menghadapi kesulitan. Kami berharap kebijakan yang diambil dapat dilihat dari perspektif jangka panjang dan diimplementasikan dengan cepat serta efektif.